Penyakit Reumatik Autoimun Metabolik dan Degeneratif

Kedokteran Umum

Share this :

Penulis: Nyoman Kertia , Gede Perdana Putra , Junnia Hartanadi , Kristy Kumaladewi

ISBN: 978-623-359-164-5

Dilihat: 12788 kali

Stock: 10

Ditambahkan: 09 July 2023

Gejala klinis, hasil pemeriksaan reumatologi dan hasil pemeriksaan radiologi serta laboratorium penyakit reumatik autoimun, penyakit reumatik metabolik, dan penyakit reumatik degeneratif memiliki perbedaan, meskipun tidak menutup kemungkinan ada hasil-hasil pemeriksaan yang sama. Karena penyebabnya berbeda maka penanganan penyakit reumatik autoimun, penyakit reumatik metabolik, dan penyakit reumatik degeneratif juga akan berbeda, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya jenis-jenis penanganan non-farmakologi dan penanganan farmakologi yang sama. Penyakit reumatik autoimun disebabkan oleh mekanisme imun tubuh yang menyimpang dari kaidah-kaidah fisiologi. Dampak dari penyimpangan ini adalah inflamasi dan kerusakan sendi, jaringan sekitar sendi, bahkan organ di luar sendi. Dalam penanganan penyakit reumatik autoimun maka selain penanganan non-farmakologi, penanganan farmakologi mempunyai peran besar. Obat-obat antinyeri, anti-inflamasi baik golongan steroid maupun nonsteroid, diseases modifying anti-rheumatic drug, dan biologic agents sangat besar perannya.

Rp41.600,00

Rp52.000,00

Gejala klinis, hasil pemeriksaan reumatologi dan hasil pemeriksaan radiologi serta laboratorium penyakit reumatik autoimun, penyakit reumatik metabolik, dan penyakit reumatik degeneratif memiliki perbedaan, meskipun tidak menutup kemungkinan ada hasil-hasil pemeriksaan yang sama. Karena penyebabnya berbeda maka penanganan penyakit reumatik autoimun, penyakit reumatik metabolik, dan penyakit reumatik degeneratif juga akan berbeda, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya jenis-jenis penanganan non-farmakologi dan penanganan farmakologi yang sama. Penyakit reumatik autoimun disebabkan oleh mekanisme imun tubuh yang menyimpang dari kaidah-kaidah fisiologi. Dampak dari penyimpangan ini adalah inflamasi dan kerusakan sendi, jaringan sekitar sendi, bahkan organ di luar sendi. Dalam penanganan penyakit reumatik autoimun maka selain penanganan non-farmakologi, penanganan farmakologi mempunyai peran besar. Obat-obat antinyeri, anti-inflamasi baik golongan steroid maupun nonsteroid, diseases modifying anti-rheumatic drug, dan biologic agents sangat besar perannya.

Penyakit reumatik metabolik terjadi karena kekacauan dalam metabolisme tubuh. Pada penyakit gout fase hiperurikemia asimtomatis belum ada gejala serangan nyeri meskipun kadar asam urat sudah tinggi di dalam darah. Penyakit gout akut terjadi akibat tingginya asam urat dalam darah dan sendi yang menimbulkan serangan radang akut dengan nyeri hebat. Fase intercritical adalah fase setelah serangan gout akut, di mana sendi kembali tidak terasa nyeri. Jika dibiarkan kadar asam urat tinggi dalam darah maka lama-lama akan timbul gout kronis bertofus. Yang penting dalam penanganan penyakit gout adalah menurunkan kadar asam urat dalam darah sampai batas normal baik dengan diet, menjaga life style, maupun dengan obat-obatan. Obat antinyeri dan anti-inflamasi yang kuat sangat dibutuhkan saat serangan akut.

Penyakit reumatik degeneratif terjadi melalui proses degenerasi dari sendi dan jaringan sekitar sendi yang umumnya karena umur yang semakin bertambah. Penanganan non-farmakologis pada penyakit reumatik degeneratif mengambil peran besar karena penanganan farmakologi umumnya tidak banyak membantu meskipun banyak obat yang sudah dikembangkan. Dalam buku ajar edisi ini ditampilkan penyakit artritis reumatoid sebagai contoh penyakit reumatik autoimun, penyakit artritis gout sebagai contoh penyakit reumatik metabolik, dan penyakit osteoartritissebagai contoh penyakit reumatik degeneratif.