Demi Masa: Di Bumi Dan Di Sisi Allah SWT

Sosial & Humaniora

Share this :

Penulis: Hadari Nawawi

ISBN: 979-420-363-7

Dilihat: 6035 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 14 February 1995

Siang dan malam silih berganti adalah sunatullah yang disebut ”waktu” meru­pakan ciptaanNYA yang bersifat abstrak. Waktu yang diciptakan secara terintegrasi dengan kehidupan, terus mengalir tanpa berhenti, dan akan meninggalkan manusia yang lalai tanpa memberi makna kehidup­annya. Beruntunglah manusia yang men­jalani hidup dan kehidupan dalam hidayah ALLAH SWT, yang dalam keterbatasan waktu di muka bumi bagi dirinya, mampu mewujudkan sukses dan meyakini akan memperoleh sukses diakhirat kelak. Ma­nusia yang bodoh dan pandai tidak me­nyadari bahwa saat dirinya harus ke luar dari waktu di muka bumi yang disebut kematian, pasti akan datang.

Rp19.500,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Siang dan malam silih berganti adalah sunatullah yang disebut ”waktu” meru­pakan ciptaanNYA yang bersifat abstrak. Waktu yang diciptakan secara terintegrasi dengan kehidupan, terus mengalir tanpa berhenti, dan akan meninggalkan manusia yang lalai tanpa memberi makna kehidup­annya. Beruntunglah manusia yang men­jalani hidup dan kehidupan dalam hidayah ALLAH SWT, yang dalam keterbatasan waktu di muka bumi bagi dirinya, mampu mewujudkan sukses dan meyakini akan memperoleh sukses diakhirat kelak. Ma­nusia yang bodoh dan pandai tidak me­nyadari bahwa saat dirinya harus ke luar dari waktu di muka bumi yang disebut kematian, pasti akan datang. Hanya orang-orang yang beriman dan telah berbuat kebaikan selama diberi kehidupan yang terintegrasi dengan waktu, yang menya­dari akan tiba saatnya harus ke luar dari waktu di muka bumi. Orang-orang terse­but meyakini akan memperoleh kembali kehidupan yang terintegrasi dengan waktu di akhirat, yang diciptakan ALLAH SWT tanpa batas, tanpa akhir, kekal dan abadi berbeda dengan waktu di bumi yang ber­sifat sementara. Hanya orang-orang se­perti itulah yang kehidupannya berada dalam keselamatan, kebahagiaan dan ke­sejahteraan yang sesungguhnya, karena merupakan orang-orang yang dimuliakan-NYA di bumi dan mulia pula di sisi-NYA.