Pengelolaan Wilayah Perbatasan NKRI

Geografi

Share this :

Penulis: Luthfi Muta’ali , Djaka Marwasta , Joko Christanto

ISBN: 978-979-420-864-9

Dilihat: 11859 kali

Stock: 21

Ditambahkan: 01 October 2018

Buku dengan judul “Pengelolaan Wilayah Perbatasan NKRI” terdiri atas 6 (enam) chapter. Keenam chapter tersebut antara lain “Overview Kebijakan Pengelolaan Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, “Pengembangan Pusat Pertumbuhan di Wilayah Perbatasan”, “Penentuan Lokasi Prioritas Pengembangan Ekonomi Wilayah Perbatasan”, “Model Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Unggulan”, dan “Kondisi Geografis Wilayah Perbatasan Merauke, Papua, dan Sumberdaya Lahan Wilayah Perbatasan Merauke, Papua”.

Rp51.000,00

Rp85.000,00

Buku dengan judul “Pengelolaan Wilayah Perbatasan NKRI” terdiri atas 6 (enam) chapter. Keenam chapter tersebut antara lain “Overview Kebijakan Pengelolaan Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, “Pengembangan Pusat Pertumbuhan di Wilayah Perbatasan”, “Penentuan Lokasi Prioritas Pengembangan Ekonomi Wilayah Perbatasan”, “Model Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Unggulan”, dan “Kondisi Geografis Wilayah Perbatasan Merauke, Papua, dan Sumberdaya Lahan Wilayah Perbatasan Merauke, Papua”. Keenam chapter tersebut dijelaskan dengan sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi, tetap mengacu ke dalam konsep pengelolaan wilayah perbatasan NKRI.

Buku dengan judul “Pengelolaan Wilayah Perbatasan NKRI” mengawali pembahasan mengenai Kebijakan Pengelolaan Perbatasan NKRI. Kebijakan pemerintah dinilai sangat menentukan kesejahteraan warga masyarakat. Kebijakan pemerintah tersebut dapat berupa produk perencanaan (RTRW, MP3EI, MP4B) dan status kawasan perbatasan dalam RTRWN (PKSN, PKN, PKW, PKL, KPE, KEK).

Chapter kedua buku ini mengkaji mengenai Pengembangan Pusat Pertumbuhan di Wilayah Perbatasan. Di bagian ini, sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan wilayah perbatasan. Namun, sumberdaya manusia yang mumpuni tidak akan berjalan dengan baik jika pengembangan infrastruktur lumpuh/mati. Oleh karena itu, peranan antara sumberdaya manusia yang mumpuni dengan infrastruktur wajib memiliki sinergi yang sejalan sehingga pertumbuhan di kawasan perbatasan dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Chapter ketiga membahas mengenai Penentuan Lokasi Prioritas Pengembangan Ekonomi Wilayah Perbatasan. Pengembangan ekonomi wilayah perbatasan hendaknya ditentukan berdasarkan kemampuan potensi sumberdaya alam di wilayah itu sendiri, bukan dari kebutuhan sesaat semata. Pengembangan ekonomi wilayah perbatasan perlu mendapatkan peranan lebih dari pemerintah pusat. Hal tersebut dimaksudkan agar negara tetangga tidak memberikan pengaruhnya di wilayah perbatasan NKRI.

Chapter keempat membahas mengenai Model Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Unggulan. Model pengembangan ekonomi lokal berbasis komoditas unggulan diupayakan berdasarkan potensi sumberdaya alam di daerah sendiri. Strategi untuk mengembangkan potensi tersebut dapat diupayakan melalui input produksi, pengolahan produksi, pemasaran, penunjang, kondisi sosial ekonomi, dukungan dan kebijakan, dan persepsi masyarakat.

Chapter kelima mengkaji mengenai Kondisi Geografis Wilayah Perbatasan Merauke, Papua. Chapter ini mengangkat mengenai wilayah Kabupaten Merauke. Kondisi geografis yang dipaparkan berupa kondisi fisik dan kondisi sosial. Kondisi fisik dapat berupa kondisi iklim, geologi, penggunan lahan, lereng, dan ketinggian. Kondisi sosial dapat berupa kepadatan penduduk, pendidikan, dan mata pencaharian.

Sumberdaya Lahan Wilayah Perbatasan Merauke, Papua merupakan pembahasan terakhir buku ini. Wilayah kajian yang diangkat adalah Distrik Oliokobel, Distrik Sota, Distrik Merauke, dan Distrik Naukenjerai. Tiap-tiap kajian dikaji berdasarkan kondisi sosial dan kondisi fisik wilayah.