Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu

Geografi

Share this :

Penulis: Sudarmadji, Pramono Hadi dan M. Widyastuti

ISBN: 978-979-420-862-5

Dilihat: 13546 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 15 April 2022

Buku berjudul “Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu” berisikan 6 (enam) chapter terkait pengelolaan sumberdaya air terpadu. Chapter pertama berjudul “Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Air”, merupakan chapter yang memayungi chapter-chapter berikutnya, yaitu Pengolahan Data Hujan, Metode Analisis dan Potensi Air Permukaan, Metode Analisis dan Potensi Airtanah, Kualitas Air, dan Kebutuhan Air.

Rp88.000,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Buku berjudul “Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu” berisikan 6 (enam) chapter terkait pengelolaan sumberdaya air terpadu. Chapter pertama berjudul “Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Air”, merupakan chapter yang memayungi chapter-chapter berikutnya, yaitu Pengolahan Data Hujan, Metode Analisis dan Potensi Air Permukaan, Metode Analisis dan Potensi Airtanah, Kualitas Air, dan Kebutuhan Air.

Air tawar di bumi hanya memiliki persentase sebesar 2,5% yang terdistribusi sebagai air sungai, air danau, airtanah, dan lainnya. Di samping itu, ketersediaan air bersifat dinamis dari waktu ke waktu, dengan kuantitas yang berbeda-beda antardaerah yang satu dengan daerah yang lain, sehingga sangat diperlukan pengelolaan air agar kuantitas dan kualitas tetap terjaga. Chapter 1 (satu) membahas mengenai paradigma pengelolaan sumberdaya air telah bergeser dari air sebagai benda sosial menjadi air sebagai benda ekonomi yang memiliki fungsi sosial.

Hujan merupakan salah satu komponen penting dalam mempelajari siklus hidrologi. Jatuhnya air di permukaan bumi akan mengawali berbagai macam proses, seperti erosi, sedimentasi, intersepsi, overlandflow, runoff dan berbagai proses lain yang mengikutinya. Mempelajari hujan akan bersinggungan dengan tata cara dalam memperoleh data hujan yang baik. Data hujan yang baik dapat diperoleh dengan memperhatikan komponen alat dan metode yang tepat untuk menentukan jaringan stasiun hujan. Chapter 2 (dua) buku ini akan menjelaskan mengenai jenis-jenis intrumen pencatat hujan, pencatatan data hujan, penentuan jaringan stasiun hujan, distribusi spasial hujan, keterkaitan hujan dengan lingkungan, pemanenan air hujan untuk berbagai keperluan dan beberapa penelitian terkait alisis data hujan untuk identifikasi anomali atau perubahan cuaca dan iklim. Lebih lanjut bagian hujan yang menjadi air permukaan, akan dibahas pada chapter 3 (tiga) mengenai berbagai komponen yang membentuk air permukaan, posisinya dalam siklus hidrologi. Berbagai cara perhitungan debit dijelaskan di sini termasuk debit rancangan dan debit andalan. Selain itu, masalah dan tantangan dalam pengelolaan air permukaan juga disinggung pada chapter ini. Chapter 4 (empat) membahas mengenai bagian hujan yang menjadi air tanah, jenis-jenis akuifer, potensi, pengelolaan, dan tantangan dalam pengelolaan air tanah.

Terkait bahasan pada chapter sebelumnya, maka akan muncul bahasan mengenai pentingnya kualitas dan isu kebutuhan air yang dalam buku ini dibahas pada chapter 5 dan   chapter 6. Chapter kelima berjudul Kualitas Air. Kualitas air dikemas dengan bahasan dari sudut pandang yang berbeda. Chapter ini membahas tentang kualitas air dalam konteks pengelolaan sumberdaya air. Selain itu, di dalamnya dibahas pula faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dari sudut pandang geografi. Chapter ini juga dilengkapi dengan gambaran karakteristik kualitas air perairan alami, peruntukan air secara kualitas, serta permasalahan kualitas air yang terjadi di Indonesia.

Bagian chapter keenam membahas tentang kebutuhan air. Pengelolaan sumberdaya air terpadu tidak terlepas dari pertimbangan besarnya pemanfaatan air di suatu wilayah. Kebutuhan air dibedakan berdasarkan jenis pemanfaatannya antara lain kebutuhan air untuk domestik, industri, pertanian, perikanan, dan peternakan. Besarnya kebutuhan air masing-masing pemanfaatan dipengaruhi oleh perkembangan industri dan teknologi. Perubahan besarnya kebutuhan air penting diketahui untuk perencanaan pemenuhan kebutuhan airnya, sehingga proyeksi kebutuhan air dilakukan. Proyeksi kebutuhan air yang berbasis spasial bermanfaat untuk menunjang pemenuhan kebutuhan air di suatu wilayah. Maka, pengelolaan sumberdaya air terpadu dapat dilakukan dengan tepat.