SOFT LAUNCHING BUKU TATA KELOLA PENANGANAN COVID-19 PADA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2020
Krisis Kesehatan akibat COVID-19 telah melahirkan Krisis Tata Kelola Penanganan. Pandemi global COVID-19 telah menyebabkan kegamangan tata kelola penanganan di hampir semua negara, terlepas dari apapun tingkat kemajuan ekonomi dan teknologi serta karakter politiknya. Sistem manajemen krisis standar kehilangan relevansi, memaksa pemerintah mengambil kebijakan yang cenderung trial and error. Indonesia menghadapi tantangan serupa, bahkan diperparah dengan adanya politisasi pandemi dan sikap pengabaian atas science di awal krisis, keterbatasan kapasitas ekonomi, serta sistem pelayanan kesehatan yang terbatas.
Buku "Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal" yang diterbitkan oleh FISIPOL UGM bekerjasama dengan Gadjah Mada Press atau UGM Press ini dimaksudkan untuk mendiskusikan: 1) Bagaimana dinamika tata kelola dan kebijakan penanganan COVID-19 di Indonesia?; Bagaimana respon berbagai pihak (pemerintahan, industri, dan masyarakat) menghadapi COVID-19?; dan Bentuk komunikasi publik dan debat pengetahuan apa yang berlangsung dalam penanganan COVID-19?
Buku ini terdiri dari 18 Bab, ditulis oleh 37 dosen/peneliti lintas Fakutas UGM. Tersusun dalam 4 bagian inti, serta pengantar dan penutup. Di bangun pengantar, kerangka yang dikembangkan adalah 'krisis kesehatan telah menyebabkan krisis tata kelola'. Empat bagian inti buku mencakup; respon pemerintah dan lembaga internasional, respon dan resiliensi sektoral, kelompok marginal dan modal sosial, dan dimensi pengetahuan dan komunikasi publik. Buku ini secara umum menunjukkan sisi gelap dari tata kelola yang terbuka sebagai dampak COVID-19, dan kegamangan yang melanda semua aktor dan sektor dalam meresponnya. Namun di tengah kegamangan, muncul kekuatan dan inisiatif berbagai pihak, terutama masyarakat, yang mencerminkan menguatnya solidaritas di level sub nasional, nasional, dan global.
Dunia tidak akan lagi sama pasca COVID-19. Di satu sisi COVID-19 menghadirkan peluang perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang lebih setara dan berkelanjutan. Namun di sisi lain, krisis COVID-19 bisa dimanfaatkan oligarki lama untuk bertahan, dan melahirkan oligarki baru (khususnya berbasis teknologi digital) yang akan berujung pada hadirnya struktur ketimpangan baru. (FISIPOL UGM)
Informasi Buku
digitalpress.ugm.ac.id/book/257