Kapitalisme dan Filantropi: Tokoh Tionghoa di Medan Tahun 1890 s.d. 1942

Sosial & Politik

Share this :

Penulis: Dirk Aedsge Buiskool

ISBN: 978-623-359-434-9

Dilihat: 594 kali

Stock: 20

Ditambahkan: 20 May 2024

Dalam semua bidang ini, terlihat peran 9 tokoh Tionghoa selama periode 1890-1942. Beberapa pertanyaan utama di studi ini merupakan: bagaimana mereka dapat mencapai status sosio-ekonomi tersebut dan apakah peran mereka di Kota Medan? Bagaimana posisi mereka dalam hal pendidikan, kegiatan budaya, dan layanan kesehatan? Apa kontribusi mereka kepada masyarakat? Bagaimana hubungan dengan tanah air Tiongkok? Peran dan pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada komunitas Tionghoa, tetapi juga menjangkau kelompok etnis lain, terutama melalui filantropinya. Di Medan, kelompok etnis yang berbeda jelas hidup secara terpisah, tetapi pada saat yang sama, mereka hidup bersama secara hannonis. Sembilan orang Tionghoa terkemuka telah berperan penting dalam hal ini.

Rp124.800,00

Rp156.000,00

Buku sejarah sosial Medan ini mengkaji tentang peran elit Tionghoa dalam perkembangan kota, dari pemukiman kecil menjadi pusat keuangan dan ekonomi yang penting. Dasar perkembangan Medan adalah ekonomi perkcbunan di Sumatra Timur yang berpenghasilan besar, tetapi ada sisi gelap dari kesuksesan ekonomi, yaitu kondisi kerja para buruh di perkebunan. Rezim buruh yang keras mengakibatkan banyak tedadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berarti industri perkebunan dapat dicap sebagai model konflik. Berbeda dengan keadaan di perkebunan, perkembangan perkotaan justru ditandai dengan suasana yang relatif harmonis. Salah satu alasan yang penting merupakan peran elit Tionghoa ini, model konflik perkebunan tersebut tidak berlaku di Kota Medan. Buku ini menggambarkan kebangkitan Kota Medan, karakteristik bis nis Tionghoa, kehidupan sosial (kedudukan perempuan, agama, pendidikan, layanan kesehatan, dan hiburan), serta politik dan pers Tionghoa Mcdan. Dalam semua bidang ini, terlihat peran 9 tokoh Tionghoa selama periode 1890-1942. Beberapa pertanyaan utama di studi ini merupakan: bagaimana mereka dapat mencapai status sosio-ekonomi tersebut dan apakah peran mereka di Kota Medan? Bagaimana posisi mereka dalam hal pendidikan, kegiatan budaya, dan layanan kesehatan? Apa kontribusi mereka kepada masyarakat? Bagaimana hubungan dengan tanah air Tiongkok? Peran dan pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada komunitas Tionghoa, tetapi juga menjangkau kelompok etnis lain, terutama melalui filantropinya. Di Medan, kelompok etnis yang berbeda jelas hidup secara terpisah, tetapi pada saat yang sama, mereka hidup bersama secara hannonis. Sembilan orang Tionghoa terkemuka telah berperan penting dalam hal ini.

Dari studie ini Dirk Aedsge Buiskool mendapat gelar Ph.D. di Universitas Utrecht, Belanda.

  • Bahasa Teks Buku Indonesia
  • Cetakan Pertama, April 2024
  • Tebal xiv, 390 hlm
  • Ukuran 15,5 cm x 23 cm
  • Tahun Terbit Pertama April 2024
  • Kode Buku K258
  • Categories Sosial & Politik, Sosial & Humaniora