Kesenjangan pendanaan dalam mencapai SDGs di negara-negara berkembang meningkat sekitar 56% setelah COVID-19 dengan total sebesar sekitar 3,9 triliun dolar Amerika Serikat (AS) sekitar tahun 2020 dan sejauh ini diperkirakan antara tahun 2016-2030, yayasan-yayasan filantropi sesungguhnya berpotensi menyalurkan total dana sekitar 651 miliar dolar AS untuk SDGs di dunia ini. Di Indonesia sendiri, pemerintah Indonesia sejauh ini diperkirakan hanya mampu memenuhi sekitar 60% dari total kebutuhan pembiayaan SDGs. Untuk itu potensi peran filantropi dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia sangat besar. Apalagi kita ingat bahwa tahun 2022, Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan dalam World Giving Index yang dirilis oleh Charity Aid Foundation dan ini pencapaian yang kelima kalinya secara berutur turut dalam 5 tahun terakhir.

Untuk itulah kami menyambut baik inisiatif dari PKMK untuk menyelenggarakan Forum Nasional Filantropi Kesehatan dengan tema “Implementasi Semangat Kedermawanan di Sektor Kesehatan: Investasi Sosial dan Filantropi yang Berkelanjutan untuk Pemerataan Layanan Kesehatan dan Peningkatan Kualitas Hidup”. Melalui forum ini, bersama kita bisa mengeksplorasi peranan organisasi profit dan non profit dalam pemerataan filantropi kesehatan di Indonesia. Dalam rangka itu, berbagai inovasi dalam filantropi untuk pemerataan layanan kesehatan akan disajikan dan dibahas dalam Fornas Filantropi Kesehatan kali ini.