Masuk Angin pada Orang Jawa: Etiologi-Ilness dan Pengobatan

Budaya

Share this :

Penulis: Atik Triratnawati

ISBN: -

Dilihat: 6 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 07 June 2024

Rp0,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Masuk angin bagi orang Jawa dipercaya sebagai penyakit yang alokalitas karena gangguan ini dapat menimpa siapa saja tanpa dibatasi oleh umur, strata, jenis kelamin, lokasi maupun musim. Gejala masuk angin seperti: panas-dingin, lesu-lemah, greges, meriang, perut kembung, sakit kepala, persendian dianggap berpengaruh terhadap aktivitas keseharian penderitanya. Secara etiologi masuk angin dipercaya akibat tubuh yang terlalu banyak kemasukan angin (dingin). Tubuh yang penuh angin akan menimbulkan kembung. Kondisi tersebut mengakibatkan seseorang menderita penyakit masuk angin. Masuk angin kemudian dianggap sebagai illness yaitu reaksi personal/interpersonal kultural terhadap penyakit dan perasaan kurang nyaman bagi penderitanya.

Namun, selama ini muncul perbedaan persepsi dan pandagan di kalangan ahli kesehatan mengenai masuk angin. Dalam terminologi medis tidak dikenal istilah masuk angin. Masuk angin dianggap sebaga sebutan yang salah kaprah. Masuk angin dianggap sebagai bukan penyakit melainkan hanya kumpulan dari berbagai gejala dan penyebab, jika sudah parah masuk angin akan membuat virus mudah masuk ke tubuh penderitanya. Masuk angin bukan kondisi yang berbahaya, namun bisa menjalar ke gangguan kesehatan lain seperti: demam berdarah , jantung dan hepatitis. Jika pihak medis menganggap masuk angin sinonim dengan common cold (flu, influenza, pilek) maka tidak demikian dengan orang Jawa. Bagi orang Jawa masuk angin itu tidak sama dengan flu sebab dalam masuk angin penderita tidak mengalami bersin-bersin maupun keluar ingus.

Bagi orang Jawa masuk angin termasuk penyakit karena ada gejala, pengobatan, tanda-tanda kesembuhan, pencegahan maupun recoverinya. Namun, masuk angin memiliki ciri yang khas dan tidak bisa disamakan dengan flu maupun batuk-pilek. Penyembuhan masuk angin dengan kerokan dianggap unik dan menjadi ciri khas kejawaannya. Selain kerokan, mereka juga melakukan pijat, minum minuman panas, air hangat campur garam, minuman/jamu herbal dalam bentuk saset, minuman bersoda, di uap air panas, maupun konsumsi makanan panas seperti bakso,tongseng, mie ayam sebagai cara-cara penyembuhannya. Cara-cara penyembuhan itu menggunakan prinsip panas-dingin dan dipraktikkan menurut kebiasaan masing-masing penderitanya.