Pengembangan Surfaktan dan Polimer untuk Menaikkan Perolehan Minyak Bumi (Enhanced Oil Recovery)

Teknik Kimia

Share this :

Penulis: Suryo Purwono, dkk

ISBN: 978-623-359-153-9

Dilihat: 2797 kali

Stock: 15

Ditambahkan: 05 July 2023

Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang mengandung gugus polar hidrofilik dan gugus nonpolar hidrofobik sekaligus sehingga dapat menyatukan campuran minyak dan air dengan cara menurunkan tegangan antarmuka. Surfaktan yang dikembangkan berasal dari lignin yang bersumber dari limbah pengolahan kelapa sawit. Lignin tersebut diisolasi dan direaksikan dengan natrium bisulfit NaHSO, untuk menjadi sodium ligno sulfonat (SLS). Dua tipe polimer yang dikembangkan di laboratorium, yaitu biopolymer (jenis polysaccharide) Xanthan Gum dan synthetic polymer Partially Hydrolyzed Polyacrilamide (HPAM).

Rp131.200,00

Rp164.000,00

Minyak yang tertinggal merupakan sasaran yang menarik untuk metode Enhanced Oil Recovery (EOR). EOR adalah proses untuk menaikkan perolehan minyak bumi menggunakan injeksi dari bahan kimia atau bahan lain yang dapat mengubah sifat fisis dari air dan minyak di dalam reservoir. Mekanisme recovery minyak bumi dalam reservoir dapat digolongkan menjadi tiga. Primary recovery, yaitu cara untuk memperoleh tambahan minyak bumi menggunakan kekuatan yang ada dalam reservoir. Secondary recovery, yaitu proses penaikan minyak dengan bantuan injeksi air formasi supaya sisa minyak dapat didorong keluar. Tertiary recovery atau proses Enhanced Oi! Recovery (E0R),yaitu setiap proses yang dapat mengambil minyak dari dalam reservoirdengan kerja yang lebih baik daripada teknologi konvensional (primary dan secondary recovery), dan umumnya menggunakan fluida-fluida yang lebih efektif, dan disebut dengan recovery agent. Pada dasarnya bahan-bahan injeksi dapat berupa bahan kimia umumnya surfaktan dan polimer, bahan panas, bahan terlarut, proses-proses dalam EOR. Bahan kimia untuk EOR yang dikembangkan di laboratorium teknologi minyak bumi, gas, dan batu bara adalah surfaktan dan polimer.

Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang mengandung gugus polar hidrofilik dan gugus nonpolar hidrofobik sekaligus sehingga dapat menyatukan campuran minyak dan air dengan cara menurunkan tegangan antarmuka. Surfaktan yang dikembangkan berasal dari lignin yang bersumber dari limbah pengolahan kelapa sawit. Lignin tersebut diisolasi dan direaksikan dengan natrium bisulfit NaHSO, untuk menjadi sodium ligno sulfonat (SLS). Dua tipe polimer yang dikembangkan di laboratorium, yaitu biopolymer (jenis polysaccharide) Xanthan Gum dan synthetic polymer Partially Hydrolyzed Polyacrilamide (HPAM).

SLS yang disintesis dari limbah kelapa sawit perlu dimodifikasi, agar kelarutannya dalam minyak meningkat. Hal ini dicapai di antaranya dengan menambahkan gugus alkil ke dalam molekul SLS. Oleh karena itu, beberapa metode yang dapat ditempuh, antara lain: reaksi dengan asam karboksilat (R-COOH); reaksi dengan alkil amina (R-NH.) dan formaldehid; dan reaksi dengan epoksida. Reaksi epoksida yang dilakukan berupa: epoksidasi minyak biji kapuk, epoksidasi minyak biji nyamplung, dan epoksidasi asam risinoleat minyak jarak.

Untuk mengetahui apakah bahan polimer yang dikembangkan memenuhi persyaratan EOR maka dilakukan uji laboratorium sesuai dengan persyaratan formula surfaktan dari SKK Migas, antara lain: kompatibilitas harus jernih selama z 7 hari; phase behaviour merupakan tipe III (fase tengah); nilai inter facial tension minimum 10 dyne/cm; nilai stabilitas termal minimu m 10 ' dyne/cm selama 90 hari; nilai rasio filtrasi harus s 1,2; nilai bahan yang teradsorpsi harus s 400 pg/g; dan hasil pendesakan minyak nilai recovery factor (RF) harus > 100/0001P. Bahan kimia yang dikembangkan di laboratorium dapat memenuhi persyaratantersebut setelan dilakukan modifikasi.

  • Bahasa Teks Buku Indonesia
  • Cetakan Pertama, Juni 2023
  • Tebal 280 halaman (ADA WARNA)
  • Ukuran 15,5 cm x 23 cm
  • Kode Buku P516
  • Categories Teknik Kimia, Sains & Teknologi