Industri peternakan sapi perah adalah salah satu subsektor pertanian yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Dalam upaya untuk memenuhi permintaan akan produk susu yang semakin meningkat, sering kali praktik-praktik intensif yang tidak ramah lingkungan diadopsi. Inilah yang memicu penurunan kualitas lingkungan, seperti degradasi lahan, pencemaran air, dan emisi gas rumah kaca. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan polusi lingkungan adalah limbah yang dihasilkan dari suatu peternakan sapi perah, yang kondisinya belum terolah dan dimanfaatkan secara optimal. Limbah tersebut berupa sisa pakan, feses, dan urine yang masih berada di area peternakan.

Pertumbuhan serta produktivitas sapi perah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pakan, lingkungan, dan genetik. Pakan merupakan komponen yang sangat penting serta membutuhkan biaya yang paling tinggi dalam operasional pemeliharaan sapi perah. Pemberian pakan yang berkualitas baik dan dapat mencukupi kebutuhan untuk maintenance tubuh ternak serta kebutuhan produksi susu sangat diperlukan. Ransum pakan yang diberikan juga perlu memperhatikan kondisi saluran pencernaan ternak sehingga penyerapan nutrien akan berjalan dengan baik. Untuk itu, pengetahuan mengenai saluran pencernaan ternak ruminansia sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan nutrien ternak.

Di dalam buku ini dibahas tentang perkembangan sapi perah di Indonesia, pemahaman tentang saluran pencernaan sapi perah, sistem penyusunan ransum, sistem evaluasi dan metode pengukuran protein ransum, karakteristik kebutuhan nutrien sapi perah, serta ketersedian pakan dan penyusunan ransum seimbang untuk sapi perah sebagai upaya penurunan polusi lingkungan.