Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini

Budaya

Share this :

Penulis: Raman Selden

ISBN: -

Dilihat: 405 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 27 December 1996

Dewasa ini pembaca awam kesusastraan, bahkan para kritikus sastra profesional tidak ada alasan lagi menyusahkan diri mengenai perkembangan teori sastra. Tampaknya teori sastra lebih merupakan spesialisasi murni yang menyangkut beberapa individu dalam jurusanĀ­ jurusan kesusastraan yang sebetulnya adalah para filosof yang berlaku sebagai kritikus sastra. Diskusi-diskusi tentang kesusastraan, baik berupa tinjauan buku dalam surat kabar maupun rubrik seni dalam siaran radio dan televisi, ditujukan kepada pembaca awam. Kebanyakan kritikus, misalnya Dr. Johnson, beranggapan bahwa kesusastraan besar itu universal dan mengekspresikan kebenaran-kebenaran umum tentang kehidupan manusia, dan oleh karena itu para pembaca tidak memerlukan pengetahuan dan bahasa yang khusus. Para kritikus membicarakan pendirian bagus yang menyenangkan tentang pengalaman-pengalaman pribadi sastrawan, latar belakang kemasyarakatan dan kesejarahan karya sastra, masalah kemanusiaan, "jenius imajinatif", dan keindahan puitik kesusastraan besar. Dengan kata lain, kritik sastra berbicara ten tang kesusastraan tanpa rnengganggu garnbaran kita ten tang dunia ataupun tentang diri kita sendiri sebagai pembaca. Kemudian, pada akhir tahun 1960-an keadaan mulai berubah.

Rp30.000,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Dewasa ini pembaca awam kesusastraan, bahkan para kritikus sastra profesional tidak ada alasan lagi menyusahkan diri mengenai perkembangan teori sastra. Tampaknya teori sastra lebih merupakan spesialisasi murni yang menyangkut beberapa individu dalam jurusan­ jurusan kesusastraan yang sebetulnya adalah para filosof yang berlaku sebagai kritikus sastra. Diskusi-diskusi tentang kesusastraan, baik berupa tinjauan buku dalam surat kabar maupun rubrik seni dalam siaran radio dan televisi, ditujukan kepada pembaca awam. Kebanyakan kritikus, misalnya Dr. Johnson, beranggapan bahwa kesusastraan besar itu universal dan mengekspresikan kebenaran-kebenaran umum tentang kehidupan manusia, dan oleh karena itu para pembaca tidak memerlukan pengetahuan dan bahasa yang khusus. Para kritikus membicarakan pendirian bagus yang menyenangkan tentang pengalaman-pengalaman pribadi sastrawan, latar belakang kemasyarakatan dan kesejarahan karya sastra, masalah kemanusiaan, "jenius imajinatif", dan keindahan puitik kesusastraan besar. Dengan kata lain, kritik sastra berbicara ten tang kesusastraan tanpa rnengganggu garnbaran kita ten tang dunia ataupun tentang diri kita sendiri sebagai pembaca. Kemudian, pada akhir tahun 1960-an keadaan mulai berubah.