Tanggal Posting

  • July 17, 2020

Share

BEDAH BUKU RERANGKA DASAR AKUNTANSI BERBASIS SYARIAH

BEDAH BUKU RERANGKA DASAR AKUNTANSI BERBASIS SYARIAH

Kegiatan bedah buku yang dilaksanakan pada Jum’at, 17 Juli 2020 dengan judul “Rerangka Dasar Akuntansi Berbasis Syariah” terlaksana secara sukses karena berhasil menarik banyak peserta yang merupakan bagian dari sivitas akademika maupun masyarakat umum. Acara yang berlangsung melalui media daring Cisco Webex ini menghadirkan narasumber terbaik pada disiplin ilmu akuntansi termasuk penulis yang merupakan seorang praktisi dibidang tersebut. Pembicara pada webinar kali ini adalah Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D dan Ihda Arifin Faiz, SE, M.Si, CMA, CIBA, CHRM dengan moderator Dina Natasari.

Kegiatan seminar dibuka oleh Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D yang bertindak sebagai pemapar materi pertama. Sebagai Ketua Dewan Standar Akuntansi Syariah beliau menyampaikan perkembangan Akuntansi Syariah secara umum di Indonesia. Dalam membangun pendekatan di Indonesia, terdapat berbagai macam cara yang bisa dilakukan, yaitu menggunakan pendekatan ideal atau melalui pendekatan pragmatis. Menurutnya dalam buku ini menggunakan pendekatan yang berupaya untuk menjembatani kedua pendekatan tersebut. “Beberapa hal menarik dari buku ini adalah penulis berusaha untuk menggabungkan antara ilmu Akuntansi dan Syariah Islam. Buku ini kaya akan gambaran awal mengenai pemaknaan akuntansi serta berbagai pendapat dan argumen dari para ahli. Selain sisi akademis, sisi pragmatis juga dibahas, meskipun tidak secara mendalam. Dalam hal ini disinggung mengenai berbagai jenis Akad,” ungkap Prof. Mahfud.

Lengkapnya, buku ini mampu menjembatani semua waktu. Perkembangan masa kini menyoroti perdebatan pengembangan Akuntansi Syariah yang dipengaruhi oleh berbagai mahzab. Pada bagian akhir buku, penulis mengkritisi penggunaan uang dan mengemukakan usulan untuk penggunaan sistem moneter emas. Secara umum, buku ini layak dan mampu menggugah pemikiran pembaca.

Pemaparan dilanjutkan oleh Ihda Arifin Faiz, SE, M.Si, CMA, CIBA, CHRM yang merupakan narasumber kedua yang bertindak sebagai penulis. Ihda menjelaskan mengenai isi buku “Rerangka Dasar Akuntansi Berlandaskan Syariah” dimulai dari latar belakang, tujuan, serta isi buku tersebut.

Ihda dalam paparannya juga menyampaikan terkait dua pendekatan yang berlawanan dalam perkembangan kajian Akuntansi Syariah. Pada satu sisi, merupakan hal yang penting untuk mengembangkan hal yang praktis untuk dapat diterapkan. Disisi lain, ada Syu’ur Islami yang menghendaki penerapan syariah Islam di berbagai sisi kehidupan, termasuk bisnis. Hal ini berkembang dari kenyataan bahwa praktik bisnis konvensional saat ini membawa kezaliman sehingga mendorong keinginan pengembangan akuntansi yang sesuai dengan prinsip syariah. Ada berbagai pandangan yang kemudian mendorong perkembangan pemikiran terkait Akuntansi Syariah. Terdapat 3 telaah yang dikemukakan dalam buku ini yaitu sisi historis, filosofis, serta aplikatif. Telaah sisi historis mengemukakan bagamana penerapan saat masa-masa dahulu, masa keemasan Islam. Selanjutnya, telaah filosofis menekankan pada aspek filosifisnya, sedangkan telaah aplikatif berusaha untuk mengakomodir kebutuhan praktik yang saat ini berkembang.

Lebih jauh menurutnya penelaahan yang dilakukan secara terpisah akan menimbulkan kebingungan dalam pengembangan Akuntansi Syariah. Posisi Akuntansi menjadi tidak jelas, oleh karena itu dibutuhkan untuk meninjau kembali konsep dasar akuntansi tersebut. Dalam pengembangan rerangka konseptual perlu pemahaman Islam secara menyeluruh, termasuk kejelasan hukum-hukumnya sesuai realitas fakta yang dihadapi. Dalam hal ini kemudian digunakan pendekatan menurut Syara’ Hadharah dan Madaniyah. Digunakan pula tinjauan kemaknaan. Beberapa hal yang terkait dengan rerangka konseptual akuntansi berlandaskan syariah ditekankan pada masalah perekayasaan pelaporan keuangan dan juga prinsip perseroan dan bisnis perseroan menurut Islam. Pembahasan juga meliputi berbagai jenis akad dan transaksi syariah, serta berbagai prinsip akuntansi dalam pandangan syariah.

Webinar ditutup dengan diskusi yang melibatkan lebih dari 10 orang peserta yang mengajukan pertanyaan secara tertulis. Salah seorang peserta mengatakan kegiatan ini mampu membangun pemahamannya secara lebih jauh mengenai pemaknaan akuntansi berbasis syariah.[Azata/SV UGM]