BEDAH BUKU TATA LAKSANA STROKE PENYAKIT VASKULER LAINNYA MENUAI BANYAK SIMPATISAN
Yogyakarta- Bedah buku Tata Laksana Stroke dan Penyakit Vaskuler Lainnya yang dilaksanakan pada Sabtu (29/8) melalui platform Cisco Webex diikuti oleh 1500 peserta yang datang baik dari bidang medis maupun non medis. Buku besutan salah satu dokter spesialis saraf RSUP Sardjito Yogyakarta yang juga berperan sebagai dosen Departemen Neurologi FKKMK UGM, dr. Abdul Ghofir Sp.S (K), M. Sc, mengangkat masalah kesehatan stroke yang menyumbang prevalensi sebesar 10,9 per mil pada 2018 menurut data Riskesdas Kemenkes 2018. Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik yang membutuhkan biaya tinggi dalam pengobatannya serta perawatan intensif.
Narasumber pertama pada bedah buku kali ini adalah Prof. DR. dr. Sri Sutarni Sp.S (K), dokter spesialis saraf RSUP Sardjito Yogyakarta yang merangkap sebagai dosen Departemen Neurologi FKKMK UGM. Disusul dengan narasumber kedua yaitu dr. Abdul Ghofir Sp.S (K), M. Sc,, dan dilanjutkan oleh dr. Paryono Sp.S (K) yang bertugas sebagai Kepala Unit Stroke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang juga merangkap sebagai dosen Departemen Neurologi FKKMK UGM. Dalam webinar ini menghadirkan panelis DR. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S (K) yang bertindak sebagai dokter spesialis saraf RSUP Sardjito Yogyakarta dan Kepala Departemen Neurologi FKKMK UGM, dengan moderator Febrianto Wahyu Aji selaku Koordinator Pemasaran UGM Press.
Webinar dibuka dengan sambutan Manajer UGM Press, Dr. I Wayan Mustika, S. T., M. Eng. yang mengatakan dimasa pandemi Covid-19 produktivitas dalam menghasilkan suatu tulisan dapat terhambat dan berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu penting untuk tetap berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber pertama yang disampaikan secara runut dan jelas mengenai Stroke Vertebrobasilar (SVB). Menurut Prof. DR. dr. Sri Sutarni Sp.S (K), stroke vertebrobasilar merupakan bagian dari stroke hemoragik (kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak kecil yang memicu pendarahan sehingga aliran darah dapat terputus atau terhambat. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang menyebabkan sel otak akan mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen. Salah satu gejala yang sering timbul pada stroke vertebrobasilar adalah vertigo yang ditandai dengan pasien yang merasa pusing hingga berputar, kepala terasa ringan, mengalami gangguan keseimbangan dan konsentrasi hingga gangguan kejelasan penglihatan.
Sebelum mendiagnosis SVB, baiknya dilakukan anamnesis (pemeriksaan awal yang dilakukan antara dokter dan pasien) yang terarah dan terfokus dengan mendiagnosis jenis vertigo yang diderita pasien, apakah merupakan tipe sentral, perifir, bahkan campuran sehingga terapi dapat segera dilakukan. Dalam mengelola SVB diperlukan pengendalian faktor resiko, terapi kausal, simptomatis, dan edukasi kepada pasien secara berkesinambungan. “SVB cukup banyak insidensinya bahkan meningkat dari waktu ke waktu, tidak hanya menyerang manula namun juga merambah keusia muda. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan penunjang jika memiliki gejala serupa. Pemberian flunarizine sebagai kalsium entry blocker direkomendasikan untuk keluhan vertigo sentralnya.” pungkasnya dalam akhir pemaparan.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh dr. Abdul Ghofir Sp.S (K), M. Sc, yang memberikan penjelasan mengenai prosedur penanganan stroke. Menurutnya periode emas dalam menangani masalah stroke adalah kurang dari 4,5 jam sejak awal terserang stroke. Pada masa kritis ini obat-obatan masih dapat bekerja secara efektif dan dapat mencegah kecacatan jangka panjang. Oleh karena itu, tidak ada tempat terbaik bagi mereka yang terserang stroke selain rumah sakit. Dalam meminimalkan masa treatment, pasien yang terserang stroke harus cepat dilarikan ke rumah sakit atau pusat pelayanan stroke terdekat, kemudian melakukan CT Scan secara langsung tanpa melalui UGD untuk menurunkan time-loss, dilanjutkan dengan melakukan tindakan Door to needle time yang berarti waktu penanganan secara tepat pada pasien sejak tiba di rumah sakit yang sebaiknya tidak melebihi 1-2 jam, dan tutup dengan POCT (pemeriksaan secara langsung untuk mengetahui kondisi pasien sebagai acuan untuk melakukan tindakan medis). POCT meliputi pemeriksaan gula darah, IMR, elektrolit, markel jantung, dan troponin.
Pemaparan materi ketiga dibawakan oleh dr. Paryono Sp.S (K) yang bertugas sebagai Kepala Unit Stroke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Beliau menjelaskan dalam pengelolaan stroke diperlukan pencegahan, kemudian klasifikasi stroke yakni fase hiperakut, akut, subakut, dan kronik, dan melakukan Code Stroke (suatu penatalaksanaan komprehensif terhadap pasien stroke dengan penyumbatan di pembuluh darah otak, dengan memasukkkan obat trombolitik yang berfungsi untuk memecah sumbatan yang terjadi di pembuluh darah otak). Dalam menangani stroke secara tepat, dibutuhkan suatu unit khusus yang bergerak didalamnya. Pusat stroke menjadi rujukan terpadu yang merupakan bagian dari sistem pelayanan khusus stroke dan penyakit neurovaskuler lainnya yang dilaksanakan secara paripurna dan menyeluruh. “Salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang memiliki pusat pusat stroke yaitu RSUP Dr. Sardjito. Disini kami melayani keluhan pasien stroke dari fase preventif sampai rehabilitative,” ujar dr. Paryono.
Pemaparan ditutup dengan simpulan oleh DR. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S (K) yang bertindak sebagai panelis. “Pemaparan dari ketiga narasumber kali ini sudah benar adanya dan berdasarkan fakta ilmiah. Stroke merupakan penyakit yang perlu ditangani secara komprehensif, sehingga tidak menimbulkan komplikasi hingga berujung kematian,” tutup dr. Ismail.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan pemberian doorprize sebagai rangkaian acara terakhir kepada 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik di kolom komentar dan mampu menjawab pertanyaan yang disediakan oleh narasumber maupun panelis. Mereka mendapatkan masing-masing satu buku Tata Laksana Stroke dan Penyakit Vaskuler Lainnya persembahan dari Universitas Gadjah Mada Press secara gratis (Azata/SV UGM)