Ternak sapi berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam penyediaan daging sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2012, daging sapi lokal memberikan kontribusi sebesar 78,3% dari kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia dan sisanya (21,7%) berasal dari impor. Masih tingginya impor daging sapi, mendorong upaya peningkatan produktivitas sapi lokal menjadi bagian yang penting.

Pada tahun 2012, produksi daging telah mencapai 2.666.100 ton, sebanyak 52,5% berasal dari ayam ras pedaging, 19,1% dari ternak sapi, 10% dari ayam kampung, dan 18,3% berasal dari lainnya. Rendahnya kontribusi daging sapi dibandingkan daging ayam ras dalam penyediaan daging disebabkan oleh lambatnya kenaikan populasi dan produksi pada ternak sapi. Salah satu penyebab utama hal tersebut adalah kurangnya ketersediaan pakan secara berkelanjutan, baik kuantitas maupun kualitas.

Populasi sapi potong di Indonesia pada tahun 2012 berjumlah 12.685.925 ekor dan diperkirakan membutuhkan pakan sekitar 23,3 juta ton bahan kering per tahun. Indonesia memiliki padang penggembalaan seluas 21–23 juta hektar yang mampu menghasilkan pakan sekitar 13,7 juta ton bahan kering per tahun, lahan padi/sawah seluas 12 juta hektar yang menghasilkan jerami padi sekitar 48 juta ton/tahun, dan 12 juta ton/tahun hasil samping tanaman pangan lainnya sehingga tersedia pakan sekitar 60 juta ton bahan segar atau 44,4 juta ton bahan kering per tahun Meskipun jumlah pakan tersedia cukup banyak, tetapi diperkirakan kebutuhan pakan sapi potong belum dapat tercukupi dengan baik, karena pakan yang tersedia tersebut tidak hanya untuk sapi potong, melainkan juga untuk ternak ruminansia lainnya, yaitu sapi perah, kerbau, kambing, dan domba.