Teknologi Fermentasi Pada Industri Peternakan

Peternakan

Share this :

Penulis: Zaenal Bachruddin

ISBN: 978-979-420-841-0

Dilihat: 16377 kali

Stock: 10

Ditambahkan: 22 December 2017

Di sisi lain karena standar hidup dan jumlah populasi penduduk meningkat, kebutuhan produk peternakan, serta kebutuhan bahan biji-bijian untuk kebutuhan pangan meningkat pula. Oleh karenanya bila ternak ingin mendapatkan pakan unggul, diperlukan rekayasa teknologi agar dapat menurunkan kendala-kendala di atas, serta pakan unggul dapat tersedia secara kontinyu diperlukan jasa mikrobia, melalui REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI baik langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kualitas pakan yang sekaligus merupakan faktor penting dalam pengembangan INDUSTRI PETERNAKAN.

Rp49.500,00

Rp66.000,00

Di sisi lain karena standar hidup dan jumlah populasi penduduk meningkat, kebutuhan produk peternakan, serta kebutuhan bahan biji-bijian untuk kebutuhan pangan meningkat pula. Oleh karenanya bila ternak ingin mendapatkan pakan unggul, diperlukan rekayasa teknologi agar dapat menurunkan kendala-kendala di atas, serta pakan unggul dapat tersedia secara kontinyu diperlukan jasa mikrobia, melalui REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI baik langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kualitas pakan yang sekaligus merupakan faktor penting dalam pengembangan INDUSTRI PETERNAKAN.

Pakan hijauan yang kaya akan serat, selulosa, hemiselulosa sebagai sumber enerji ternak sangat melimpah. Tetapi pemanfaatan pakan serat tersebut belum optimal karena nilai cernanya relatif rendah. Sedangkan peningkatan nilai cerna pakan serat dapat dilakukan secara kimiawi, biologi atau gabungan kimiawi dan biologi. Oleh karenanya REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI dalam industri peternakan, selain untuk peningkatan dan pengawetan pakan, juga telah banyak dilakukan, dalam pemanfaatannya oleh ternak secara langsung, contoh, pemanfaatan Probiotik atau mikrobia hidup sebagai pakan tambahan (feed aditive). Peranan probiotik ini menjadi pentingkarena kelemahan ternak melalui alat pencernaannya mempunyai keterbatasan, selain proses biologinya kurang efisien, juga karena terdapat ketidakmampuan sel ternak menghasilkan enzim terutama enzim hidrolase, baik untuk hidrolisis karbohidrat, pitat, khitin, maupun protein. Khusus probiotik dalam bentuk bakteri asam laktat (BAL) diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan pemanfaatan antibiotik sintetik, hal ini karena BAL mampu memproduksi bakteriosin.

Pemanfaatan mikrobia dan enzim dalam bidang lingkungan, sebagai akibat terjadinya perubahan sistem pertanian tradisional, ekploratif, irrasional, serta kebutuhan manusia menyesuaikan kondisi lingkungan menjadi sistem pertanian modern, terbudidaya, rasional, serta manusia mengubah lingkungan  disesuaikan  kebutuhannya. Masalah baru karena perubahan tersebut meliputi menurunnya keragaman hayati (biodeversity), tercemarnya lingkungan baik udara, air dan tanah, serta terjadi marginalisasi lahan.

Salah satu untuk mengatasi keterbatasan kualitas pakan, keterbatasan sifat alat pencernakan, dan mengurangi polusi akibat adanya peternakan intensif adalah pemanfaatan biokatalis mikrobia maupun enzim melalui rekayasa PERAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN PERANNYA DI BIDANG INDUSTRI  PETERNAKAN. Dengan demikian melalui fermentasi diharapkan dapat mengurangi kendala di bidang peternakan, sekaligus mampu meningkatkan produktifitas ternak.

Fermentasi berasal bahasa latin fervere berarti to boil (diaktifkan) atau diekstraksikan (Stanbury and Whitaker., 1987). Contoh pengertian fermentasi adalah: proses ekstraksi buah-buahan atau proses pengawetan biji-bijian dengan jasa sel ragidan proses biologi menghasilkan gas CO2 , ditandai keluarnya atau terbentuknya buih akibat proses katabolisme senyawa gula sederhana atau monosakarida secara anaerobic. Lebih dari itu pengertian fermentasi dapat juga dilihat melalui Pendekatan biokimiawi maupun Pendekatan secara industri

REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI berdasarkan macam produk yang dihasilkan, kepentingan secara komersial, dan nilai strategis ekonomi, dapat diklasifikasikan menjadi empat macam proses, yaitu: 1)  TEKNOLOGI FERMENTASI menghasilkan sel mikrobia sebagai produk (produksi biomasa sel); 2) TEKNOLOGI FERMENTASI memproduksi enzim; 3) TEKNOLOGI FERMENTASI memproduksi senyawa metabolit; dan 4)  TEKNOLOGI FERMENTASI memodifikasi suatu senyawa.

Memperhatikan dari makna lain, berdasarkan pentahapan INDUSTRI PETERNAKAN maka keterlibatan atau peranan biokatalis baik mikrobia atau enzim melalui rekayasa TEKNOLOGI FERMENTASI dapat dibagi menjadi beberapa tahap: 1) peranan mikrobia dalam penyediaan pakan bermutu, 2) peranan mikrobia hidup sebagai probiotik dalam sel ternak; dan 3) peranan mikrobia dalam proses pasca panen serta peranan mikrobia membantu mengurangi terjadinya polusi serta menurunkan sifat toksisitas polutan.

  • Bahasa Teks Buku Indonesia
  • Cetakan Kedua, Januari 2017
  • Tebal 144 halaman
  • Ukuran 15,5 cm X 23 cm
  • Kode Buku T094
  • Categories Peternakan, Agro & Fauna