Bioteknologi Inseminasi Buatan Pada Sapi dan Kerbau

Peternakan

Share this :

Penulis: Ismaya

ISBN: 978-979-420-848-9

Dilihat: 18607 kali

Stock: 18

Ditambahkan: 14 December 2017

Buku dengan judul “Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau” membahas tentang organ reproduksi ternak jantan dan betina, penampungan sperma, evaluasi kualitas sperma, dan prosesing sperma cair dan beku, sinkronisasi berahi, teknik inseminasi, perkawinan, deteksi kebuntingan, evaluasi hasil inseminasi buatan (IB) dan efisiensi reproduksi ternak sapi/kerbau.

Rp63.000,00

Rp84.000,00

Buku dengan judul “Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau” membahas tentang organ reproduksi ternak jantan dan betina, penampungan sperma, evaluasi kualitas sperma, dan prosesing sperma cair dan beku, sinkronisasi berahi, teknik inseminasi, perkawinan, deteksi kebuntingan, evaluasi hasil inseminasi buatan (IB) dan efisiensi reproduksi ternak sapi/kerbau.

Dengan bioteknologi IB, maka efisiensi penggunaan pejantan unggul dapat dicapai secara optimal. Bila perkawinan secara alami sekali kawin hanya menghasilkan satu ekor anak sapi/kerbau, karena kejadian kelahiran kembar sangat jarang terjadi, namun apabila ditampung spermanya saat mau mengawini maka akan didapatkan volume sperma kurang lebih sebanyak 5 ml yang mengandung tidak kurang dari 6 milyar spermatozoa. Apabila sperma tersebut diencerkan, dibekukan dan disimpan pada suhu – 196oC, maka sperma tersebut dengan dosis 30 juta spermatozoa dapat digunakan untuk kawin suntik (IB) 200 ekor sapi/kerbau, perkawinan dapat dilakukan kapan dan dimana saja, yang penting betina harus sedang berahi. Dengan memanipulasi siklus berahi yakni dengan sinkronisasi berahi, maka perkawinan dapat dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga kelahiran juga terjadi pada waktu yang hampir bersamaan pula. Dengan sinkronisasi berahi maka, managemens kelahiran, pakan, penyapihan, kesehatan, pemasaran bahkan proses seleksi calon pejantan/induk sangat mudah dilakukan. Lebih dari itu, dengan sinkronisasi akan memudahkan dalam mengevaluasi hasil IB. Dari hal-hal tersebut, ada satu tujuan dari managemen reproduksi yang ditargetkan adalah “one cow one calf per year”. Bila target ini tercapai maka efisiensi reproduksi dapat tercapai dan peternak akan memperoleh keuntungan yang besar.