Perencanaan merupakan agenda vital untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Era desentralisasi memberikan wewenang lebih luas bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk membuat rencana kesehatan daerah. Dibandingkan dengan sistem sentralisasi, desentralisasi sistem kesehatan memberikan keuntungan meningkatkan daya tanggap perencanaan kesehatan terhadap kebutuhan lokal, menghindari duplikasi intervensi, mengurangi hambatan birokratis, dan memudahkan kerjasama intersektoral.

Meskipun telah diberi kewenangan yang lebih luas dalam era desentralisasi, beberapa laporan yang terungkap dalam seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan menunjukkan adanya ketidakpercayaan diri di antara para aparatur daerah tentang kemampuannya dalam melakukan perencanaan kesehatan masyarakat di daerah masing-masing. Kondisi tersebut memunculkan kebutuhan peningkatan kemampuan (=capacity building) dan pemberdayaan (=empowerment) aparatur daerah dalam perencanaan dan penganggaran intervensi kesehatan esensial di daerah, mulai dari penentuan masalah kesehatan prioritas, memilih intervensi kesehatan esensial, menghitung biaya intervensi kesehatan, membuat anggaran intervensi kesehatan, dan mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan kesehatan.

Buku ini sengaja diterbitkan untuk membantu mengatasi defisiensi kemampuan tersebut. Dengan membaca buku ini, pembaca dan khususnya para pembuat kebijakan, perencana dan pembuat anggaran kesehatan diharapkan dapat melakukan perencanaan penganggaran dan pembiayaan kesehatan dengan lebih baik.