Masalah hama tanaman merupakan salah satu kendala biologik yang sangat penting dalam produksi pertanian, misal­nya wereng coklat, penggerek padi putih, tungro, tikus adalah sekelompok hama utama yang selalu mengancam produksi padi kita. Diantara sederetan hama pada tanaman jeruk CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) melumpuhkan industri jeruk kita, terutama jeruk Garuh dan jeruk Bali yang menyebabkan kerugian mil­yaran rupiah setiap tahun. Salah satu sebab utama ketidak berhasilan industri kapas karena masalah hama-hamanya yang belum dapat diatasi dengan baik.

Mengandalkan kepada pestisida saja untuk mengatasi hama tanaman tidak dibenarkan. Sebab pestisida dapat meru­sak kelestarian lingkungan biologik dan fisik, mencemari air, tanah, udara dan pro­duksi pertanian, berbahaya bagi kesehatan produsen dan konsumen.

Maka konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah jawaban alternatif yang tepat dalam mengatasi masalah hama tanaman. Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi yang sangat bersahabat dengan lingkungan, melindungi produsen dan konsumen serta meningkatkan efisi­ensi dalam berproduksi. Implementasi PHT di Indonesia ikut berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia ditingkat ”bawah” yaitu para petani kita. Melalui sekolah-sekolah lapangan PHT mereka dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk lebih mandiri dalam berproduksi terutama dalam mengatasi masalah hama tanamannya.