Strategi Menuju Masyarakat Tangguh Bencana Dalam Perspektif Sosial

Geografi

Share this :

Penulis: Syamsul Maarif , Dyah Rahmawati Hizbaron

ISBN: 978-979-420-877-9

Dilihat: 7408 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 17 December 2013

Potensi bencana yang tinggi di Indonesia membutuhkan penanganan yang serius, langkah penting telah diambil oleh pemerintah dengan meratifikasi berbagai komitmen global terkait dengan peningkatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana. Setelah terlibat secara aktif pada lingkup global dalam berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana, aktivitas ke dalam negeri sendiri tentunya harus terus ditingkatkan terutama penguatan kapasitas pada level akar rumput, yaitu komunitas masyarakat di tingkat desa. Buku ini berupaya mengupas proses ketangguhan bencana dari perspektif sosial pada dua kasus wilayah yang memiliki potensi ancaman berbeda. Pembelajaran pertama diambil dari Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman, DIY, melalui pengalaman dalam menghadapi bencana erupsi gunung api, dan pembelajaran berikutnya diuraikan dari pengalaman masyarakat di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang secara rutin tiap tahun menghadapi bencana banjir.

Rp25.600,00

Rp32.000,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Potensi bencana yang tinggi di Indonesia membutuhkan penanganan yang serius, langkah penting telah diambil oleh pemerintah dengan meratifikasi berbagai komitmen global terkait dengan peningkatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana. Setelah terlibat secara aktif pada lingkup global dalam berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana, aktivitas ke dalam negeri sendiri tentunya harus terus ditingkatkan terutama penguatan kapasitas pada level akar rumput, yaitu komunitas masyarakat di tingkat desa. Buku ini berupaya mengupas proses ketangguhan bencana dari perspektif sosial pada dua kasus wilayah yang memiliki potensi ancaman berbeda. Pembelajaran pertama diambil dari Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman, DIY, melalui pengalaman dalam menghadapi bencana erupsi gunung api, dan pembelajaran berikutnya diuraikan dari pengalaman masyarakat di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang secara rutin tiap tahun menghadapi bencana banjir.

Ketangguhan di kawasan Merapi cenderung didominasi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sementara itu, ketangguhan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, didominasi sepenuhnya oleh faktor internal masyarakat. Modal sosial yang dominan di kawasan Merapi mengarah pada kentalnya komitmen bersama untuk bisa melalui bencana secara kolektif. Masyarakat cukup aktif dalam berbagai upaya penanggulangan bencana yang disediakan oleh pemerintah dan lembaga swadaya nonpemerintah lainnya. Sementara itu, modal sosial yang dominan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, justru kepada kekuatan daya lenting masyarakat pascabencana. Minimnya faktor eksternal yang berperan di wilayah ini disebabkan oleh jenis genangan yang cukup lama meningkat sehingga penanggulangannya pun tidak dapat disamakan dengan jenis bencana lain yang membutuhkan waktu tanggap darurat tertentu. Pada akhirnya suatu jenis ketangguhan tentu akan kembali lagi dilihat terhadap jenis bahaya tertentu.

Kedua wilayah memiliki solidaritas mekanis dan organik yang sungguh luar biasa. Solidaritas mekanis, atau kebiasaan yang berlandaskan struktur budaya dan kewajiban humanis tergambar dengan jelas di kedua wilayah penelitian. Sementara itu, solidaritas organik, menunjukkan suatu hubungan yang mendasarkan pada interaksi untuk mencapai tujuan tangguh menghadapi bencana juga menjadi suatu fenomena luar biasa di wilayah penelitian. Masyarakat tampaknya memiliki keterikatan yang sangat erat dalam pencapaian visi misi mereka yang tidak secara tertulis mereka dokumentasikan. Tampaknya hal tersebut juga mungkin terjadi di satuan masyarakat lainnya di Indonesia, hanya saja tidak dapat tergambarkan dalam buku ini mengingat kekhasannya membutuhkan pengamatan mendalam. Kekuatan tradisi, sosial budaya, serta rasa kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, telah menjadikan mereka memiliki modal dasar untuk menjadi tangguh dalam menghadapi bencana. Semoga “Indonesia Tangguh” tidak hanya menjadi suatu slogan semata, mengingat potensi untuk perwujudannya sudah sangat luar biasa hebatnya.