Tanggal Posting

  • May 24, 2018

Share

LAUNCHING DAN BEDAH BUKU KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PUSARAN PERUBAHAN IDEOLOGI: DARI KUASA NEGARA KE DOMINASI PASAR?

LAUNCHING DAN BEDAH BUKU KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PUSARAN PERUBAHAN IDEOLOGI: DARI KUASA NEGARA KE DOMINASI PASAR?

Pada Selasa 22 Mei 2018, MAP Corner-Klub MKP Fisipol UGM menyelenggarakan acara launching dan bedah buku yang berjudul “Kebijakan Publik dalam Pusaran Perubahan Ideologi: Dari Kuasa Negara ke Dominasi Pasar?” di ruang Seminar MAP UGM. Buku tersebut adalah buku ke empat yang diterbitkankan oleh IGPA (Institute of Governance and Public Affairs), Magister Administrasi Publik (MAP) UGM hasil dari pengembangan diskusi mingguan MAP Corner-Klub MKP. Pada buku yang ke-4 ini, IGPA MAP UGM bekerjasama dengan UGM Press dalam proses penerbitannya.

Prof. Dr. Agus Pramusinto yang merupakan Kepala Departemen MKP UGM dalam sambutannya mengatakan bahwa “tidak terasa sudah tujuh tahun MAP Corner-Klub MKP ini berdiri, sekarang klub diskusi ini telah melebarkan sayapnya tidak hanya untuk mahasiswa MAP & MKP saja, akan tetapi juga se-UGM bahkan di Jogja serta Indonesia”. Menurut Prof. Dr. Agus Pramusinto terbitnya buku ke-4 ini patut dirayakan, karena melalui pendokumentasian secara tajam hasil diskusi merupakan bagian dari upaya untuk berkontribusi bagi perubahan sosial.

Dalam Launching dan Bedah Buku tersebut, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo yang menjadi editor buku sekaligus moderator melihat bahwa terbitnya buku “Kebijakan Publik dalam Pusaran Perubahan Ideologi” memang sengaja memilih tanggal 22 Mei 2018, karena sekaligus untuk memperingati 20 tahun Reformasi di Indonesia.

Launching buku ke-4 MAP Corner-Klub MKP ini turut dihadiri tiga orang pembedah buku, yaitu Max Lane (Institute of Southeast Asia Studies, Singapore), Erwan Agus Purwanto (Dekan FISIPOL UGM), dan Benny Juliawan (Dosen Universitas Sanata Dharma).

Max Lane mengungkapkan bahwa negara Indonesia sudah terjerat dalam dominasi pasar bukan paska Reformasi 1998, akan tetapi sejak tahun 1965 saat Soeharto berkuasa. Baginya hal itu dapat dilihat dari mulai terintegrasikannya ekonomi Indoneisa dengan ekonomi dunia yang bersifat kapitalistik.

Sementara Benny Juliawan melihat bahwa Reformasi 1998 adalah peristiwa yang penting, akan tetapi sekarang justru banyak dilupakan. Sedangkan menurut Erwan Agus Purwanto, 20 tahun Reformasi di satu sisi harus dirayakan karena capaiannya, akan tetapi harus dikritik karena kegagalannya.

Launching dan Bedah Buku di ruang Seminar MAP UGM akhirnya ditutup pada pukul 17.32 WIB dan dilanjutkan dengan agenda buka bersama. (IGPA MAP UGM)