Tanggal Posting

  • March 10, 2020

Share

BEDAH BUKU “MEMBANGUN PARIWISATA DARI BAWAH” DI GUNUNGKIDUL

BEDAH BUKU “MEMBANGUN PARIWISATA DARI BAWAH” DI GUNUNGKIDUL

Perkembangan pariwisata kini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang ikut ambil bagian di dalamnya. Di era saat ini pariwisata memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah. Dengan adanya potensi wisata suatu daerah maka banyak wisatawan akan berkunjung dan mampu memberi pemasukan terhadap warga sekitar. Namun demikian, diperlukan sinergi antara warga dan pemerintah dalam membangun potensi pariwisata suatu daerah karena daya tarik suatu tempat wisata tidak lepas dari peran warga sekitar yang menerima dan memfasilitasi kebutuhan wisatawan, di antaranya menyediakan jasa seperti berjualan kuliner, suvenir, homestay, dan menggelar berbagai event pariwisata. Berbagai hal tentang potensi pariwisata terungkap dalam bedah buku “Membangun Pariwisata dari Bawah” yang diterbitkan oleh UGM Press dan diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bekerja sama dengan Komisi D Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPRD Provinsi DIY pada hari Selasa, 10 Maret 2020, di Balai Desa Jepitu, Girisubo, Gunungkidul.

Wijaya Ladampa sebagai narasumber utama yang juga bergabung sebagai tim penulis buku dari Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM menjelaskan secara detail isi buku “Membangun Pariwisata dari Bawah”. Puspar UGM menaruh perhatian pada pembangunan kepariwisataan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan menumbuhkan inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan budaya, mendorong penguatan masyarakat, kemandirian ekonomi lokal, serta melestarikan lingkungan. Puspar UGM telah melaksanakan penguatan usaha pariwisata di tingkat akar rumput di berbagai pelosok negeri, meliputi ratusan lokasi di pegunungan, hutan, serta pesisir dan pulau kecil.

“Buku ini memotret pengembangan pariwisata perdesaan yang secara aktif disponsori oleh negara, terutama dalam 3 tahun terakhir. Sebagian besar pengelola desa wisata belum merumuskan kegiatan-kegiatan pemasaran produk pariwisata perdesaan dan strategi yang efektif untuk itu. Sebagai sebuah program berdurasi pendek, program PNPM Mandiri Pariwisata terkonsentrasi pada penataan fisik, penguatan kapasitas pengelolaan dan permodalan secara terbatas, cenderung berfungsi sebagai stimulan pengembangan desa secara umum. Akibatnya, pengelola lebih bersikap spekulatif dengan cara menunggu atau melihat perkembangan desa pariwisata lebih lanjut. Situasi ini cukup kritis, karena menjadi penentu keberlanjutan pariwisata perdesaan,” tutur Wijaya.

Hj. Rany Widayati, S.E., M.M. sebagai anggota Komisi D DPRD Provinsi DIY dalam sambutannya mengatakan bahwa masyakarat Jepitu, Girisubo, Gunungkidul perlu mendapatkan pemahaman tentang membangun desa wisata karena adanya potensi wisata di desa tersebut yang selama ini masyarakat hanya mengandalkan kesejahteraannya dari sektor pertanian. “Fokus utama bedah buku ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat melalui buku “Membangun Pariwisata dari Bawah” sebagai bentuk alternatif pariwisata yang mampu menyumbang perubahan-perubahan positif terhadap sumber daya sosial, ekonomi, dan budaya di Desa Jepitu, Girisubo, Gunungkidul,” ujar Rany.

Manajer UGM Press, Dr. I Wayan Mustika, mengapresiasi penuh atas kegiatan ini. “Buku ini sudah dibedah untuk ketiga kalinya di masyarakat perdesaan. Buku ini membantu masyarakat dalam membangun potensi desa wisata dari bawah. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh masyarakat Indonesia, khususnya pengelola desa wisata,” kata Dr. Wayan. [Irwan/UGM Press]