Pengkajian Tentang Urbanisasi di Asia Tenggara

Sosial & Humaniora

Share this :

Penulis: Shogo Koyano

ISBN: 979-420-381-5

Dilihat: 5681 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 01 May 1996

Urbanisasi. Asia Tenggara

Rp36.000,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Penelitian ini dilakukan selama 3 tahun, sejak 1984, oleh sosiolog Jepang bekerjasama dengan beberapa pakar dari Thailand dan Indonesia, dengan dukungan dana dari Kementerian Pendidikan Jepang. Tema utama penelitian adalah “studi komparatif perubahan sosial di negara sedang berkembang“, dengan semangat dan tujuan dasar voluntarisme dan analisis komparatif. Subjek penelitiannya adalah perbandingan proses urbanisasi yang terjadi di Thailand dan lndonesia difokuskan pada fungsi kota sekunder di tiap negara sebagai kota menengah. Dalam hal ini Chiang Mai di Thailand dan Yogyakarta di Indonesia dipilih sebagai sasaran utama penelitian. Untuk pemahaman yang mendalam tentang urbanisasi maka sebab dan akibat migrasi desa-kota harus dipelajari pada tingkat nasional dengan referensi khusus pada mobilitas tenaga kerja. Oleh sebab itu para peneliti menaruh komunitas pedesaan di satu sisi, dan komunitas kota besar di sisi lain, secara hipotesis menempatkan kota sekunder di antara keduanya. mengharapkan perannya sebagai perantara dalam arus mobilitas penduduk secara nasional. Hal itu berarti menyelidiki fungsi kota menengah sebagai suatu tempat untuk penyerapan kelebihan populasi tenaga kerja yang disalurkan dari desa-desa sekitarnya, dan mendistribusikan kembali populasi yang terkumpul di kota besar Chiang Mai dan Yogyakarta sebagai kota tua bekas kerajaan merupakan pusat bermacam-macam pendidikan dan pendidikan lanjutan, walaupun aktivitas ekonomi dan keuangan daerah dikendalikan oleh pemerintah pusat. Namun dalam kasus Chiang Mai, ternyata penduduk pedesaan disekitarnya dan penduduk di daerah pegunungan telah diberi kemungkinan pekerjaan di bidang konstruksi, servis, dan kerajinan tradisional, dan penyediaan pekerjaan profesional seperti pekerjaan manajerial bagi elit lokal merupakan bagian yang dipengaruhi oleh industri parawisata. Di Yogyakarta di lain fihak. pasar tenaga kerja tidak cukup kuat menyediakan pekerja trampil dan tidak trampil untuk pekerjaan tertentu. karena industri parawisata dan aktivitas bisnis yang berhubungan berkembang lamban. Banyak elit lokal yang berpendidikan di Yogyakarta cenderung pindah ke Jakarta mencari pekerjaan yang cocok. Karakteristik umum antara Bangkok dan Jakarta adalah bahwa kedua kota metropolitan tersebut dibangun di bawah pengaruh kekuasaan asing dengan cara yang berbeda, yang mempengaruhi akumulasi penduduk sangat miskin di kedua kota tersebut. Patut diperhatikan bahwa di Bangkok, kelas menengah baru yang bangkit dari keturunan Thai asli, ikut serta berpartisipasi dalam gerakan masyarakat seperti kegiatan perbaikan daerah kumuh, dan dalam organisasi amal. Sebaliknya, di Jakarta yang berkembang dengan baik bukannya industri, melainkan usaha komersial, dan perbaikan kondisi kehidupan didaerah miskin terutama dilakukan di bawah pimpinan pemerintah. Selanjutnya, organisasi masyarakat seperti rukun warga berkembang baik di Jakarta, tetapi aktivitasnya juga dibawah pengendalian pemerintah. Singkatnya, faktor penyebab kesamaan maupun perbedaan ini tak diragukan lagi berakar pada kondisi politik-historis yang mempengaruhi prosedur pembangunan bangsa masing-masing negara.